Senin, 11 Mei 2015

IMPIANKU MENCARI ISTRI SETIA UNTUK SUAMIKU

Resensi Film " Impianku Mencarikan Istri Setia Untuk Suamiku "

.

Jakarta - Kisah mengharukan datang dari sebuah acara televisi di China. Dalam tayangan tersebut, tampil seorang wanita yang memohon bantuan penonton untuk mencarikan suaminya kekasih baru. Wanita itu menderita tumor otak stadium kritis.


Wanita bernama Ying Feng tersebut tampil di acara iDream of China. Acara yang diproduksi Zhejiang Satellite Television itu tayang sejak 2011. Program televisi tersebut memberikan kesempatan pada siapapun yang ingin mewujudkan impiannya. Peserta harus menceritakan kisah mereka pada sebuah panel yang terdiri dari sponsor, bintang tamu spesial dan 300 penonton. Jika sponsor menganggap cerita peserta itu menarik, mereka akan membantu mewujudkan mimpi tersebut. Namun sebelumnya untuk membuat impian itu terjadi, peserta harus mendapat persetujuan dari 240 dari 300 penonton yang hadir.



Untuk pertamakalinya setelah melewati musim ketujuh, acara tersebut kedatangan peserta yang impiannya tidak biasa. Peserta itu tak lain adalah Ying Feng. Kedatangannya ke acara iDream of China ini membuat semua orang yang hadir tercengang dan sedih. Jika biasanya para anggota panel berharap impian peserta bisa terwujud segera, tidak dengan keinginan Ying Feng. Mereka justru berharap impiannya untuk mencarikan suaminya kekasih baru itu tidak pernah tercapai dan dia bisa selalu sehat.



Cerita mengharukan Ying Feng bermula dari pertemuannya dengan suaminya, Haibin Yang yang berprofesi sebagai pegawai kantor pos. Keduanya bertemu di sebuah rumah sakit. Wanita 23 tahun itu dirawat di rumah sakit karena menderita tumor otak stadium empat yang berarti stadium tertinggi atau kritis. Sementara Haibin dirawat karena kecelakaan.



Perkenalan mereka berawal dari sebuah aplikasi situs jejaring sosial. Saat tidak bisa tidur dia akan berselancar di dunia maya dengan bermain-main di situs jejaring sosial tersebut. Situs jejaring sosial itu memiliki fitur yang bisa membuat pengguna tahu siapa saja orang di sekitar mereka juga sedang online. Dari sanalah dia bisa menemukan Haibin.



Keesokan harinya Ying dan Haibin bertemu di rumah sakit. Panah asmara langsung tertancap pada keduanya. Haibin menyatakan cintanya pada Ying. Meskipun sangat menyukai pria tersebut, Ying menolak perasaan cinta Haibin karena sadar pada kondisi kesehatannya. Penolakan tersebut tidak diterima sang pria. Dia tetap bersikukuh menjadikan Ying kekasih. Satu bulan setelah ditolak, dia kembali datang ke rumah sakit tempat Ying dirawat. Kali ini dia membawa speaker besar dan menyatakan cintanya serta melamar.



Secara diam-diam, tanpa sepengetahuan orangtua Haibin, pasangan yang dimabuk cinta itu mendaftarkan pernikahan mereka pada September 2013 lalu. Pernikahan tanpa restu itu akhirnya ketahuan juga dan orangtua Haibin menolak anaknya menikah dengan wanita yang sakit parah. Meski demikian Haibin bertekad mempertahankan pernikahannya dengan Ying. Dia sampai bersimpuh seharian memohon agar orangtuanya memberi restu. Dan pada akhirnya restu tersebut didapatkannya. Keduanya pun benar-benar resmi menikah pada 2 Maret 2014 lalu.



Setelah pernikahan itu, Ying mendaftar untuk ikut iDream of China. Dia memutuskan menjadi peserta acara tersebut setelah dokter memberitahukan kalau kemungkinan keberhasilan operasi tumor otak yang akan dijalaninya hanya 20%. Kalaupun operasi tersebut sukses, kemungkinan besar dia akan menderita lumpuh setelahnya. Meski demikian, dia bertekad mencoba peruntungan hidupnya dengan menjalani operasi itu.



Saat menceritakan mengenai rencana operasinya, Ying terkesan optimis dan ceria, dia tetap memiliki kekhawatiran. Dan kekhawatiran itu bukan tentang kesempatan hidupnya, melainkan mengenai ketakutannya kehilangan suami yang dicintainya dengan sangat. Selama ini suaminya sudah begitu baik padanya. Setiap hari Haibin dengan setia merawatnya saat dia dalam kondisi terpuruk. Pria tersebut menggendongnya naik-turun tangga dan membantunya mencuci kakinya setiap hari. Dia ingin membalas kebaikan suaminya itu dengan memberikan pendamping baru pada pria itu jika saja dia tidak selamat setelah menjalani operasi.
kesimpulannya mencintai seseorag jangan hanya dilihat dari fisik saja, cintailah dengan kekurangan mereka karena di ciptakannya manusia saling berpasang - pasangan adalah untuk saling melengkapi.



 video ini bisa di lihat di sini :

Minggu, 10 Mei 2015

NAMA LATIN HEWAN, TUMBUHAN dan BUAH

Hari gini masih belum kenal nama latin hewan, tumbuhan dan buah ??? please deh, hp udah modern gitu masak masih stand by with bbm, instagram, line, wa, path waduuuh. Iya deh boleh kenalan tapi yang ini juga jangan sampai ketinggalan yah. Manfaatin yang berharga jadi berguna. Niiiih aku kasih 100 nama latin untuk di  pelajari bersama hehe

HEWAN
TUMBUHAN
1. Sus scrofa : Babi liar di Eropa
2. Choeropsis liberiensis : Kuda Nil pigmi Afrika
3. Rhinocheros sondaicus : Badak ujung kulon
4. Cepra aegrasus : Kambing
5. Bos sondaicus : Banteng
6. Bos indicus : Sapi india
7. Canis lupus : Serigala eropa
8. Helarctos malayanus : Beruang madu
9. Felis leo : Macan afrika
10. Panthera tigris : Macan asia
11. Delphinus delphis : Lumba-lumba
12. Berardius bairdii : Paus berparuh raksasa
13. Nasalis larvatus : Bekantan kalimantan
14. Sympalangus syndactylus : Gibon/siamang
15. Pteropus sp : Kalong
16. Eptecicus sp : Kelelawar coklat
17. Marcopus cangaroo : kanguru australia
18. Thylogale bruijni : Kanguru irian
19. Ornithorhynchus anatinus : Platipus
20. Cygnus sp : Angsa
21. Dendrocigna javanica : Belibis
22. Leucopsar rothschildi : Jalak
23. Gracula religiosa : Beo
24. Paradisiea apoda : Cendrawasih
25. Pycnonotus aurigaster : Ketilang
26. Geopelia striata : Perkutut
27. Streptopelia chinensis : Tekukur
28. Columba livia : Merpati
29. Gallus gallus banleiva : Ayam hutan
30. Meghacephalon maleo : Maleo sulawesi utara
31. Meleagris gallopavo : Ayam turki
32. Struthio camelus : Burung unta
33. Crocodylus americanus : Buaya
34. Alligator sp : Buaya
35. Mabouya multifasciata : Kadal
36. Chameleon chameleon : Bunglon
37. Varamus komodoensis : Komodo
38. Lampropeltis bovlii : Ular belang
39. Naya tripudont : Ular kobra
40. Python molurus : Ular sawah
41. Sphenodon punctatum : Tuatara
42. Chelonia mydas : Penyu hijau
43. Chelonia imbricata : Penyu besar
44. Rana sp : Katak
45. Polypedates leucomystax : Katak pohon
46. Bufo marinus : Katak besar
47. Cryptobranchus : Salamander di sungai
48. Hynobius : Salamander daratan asia
49. Hippocampus kuda : Kuda laut
50. Clarias batrachus : Ikan lele
51. Cyprinus carpio : Ikan mas
52. Chanos chanos : Ikan bandeng
53. Channa striata : Ikan gabus
54. Osphronemus gouramy : Gurami
55. Oreochromis mossambicus : Ikan mujair
56. Lutjanus argentimaculatus : Ikan kakap merah
57. Spyrna tudes : Hiu martil
58. Dasyatis sabina : Ikan pari
59. Squalus achantias : Hiu berkepala anjing
60. Bubalus quarlesi : Anoa
61. Euplectella : Pena laut
62. Physalia pelagica : Ubur-ubur api
63. Aurelia aurita : Ubur-ubur
64. Metridium marginatum : Mawar laut
65. Tubifora musica : Karang suling
66. Fasciola hepatica : Cacing hati
67. Taenia saginata : Cacing pita
68. Ascarisa lumbricoides : Cacing perut manusia
69. Enterobius vermicularis : Cacing kremi
70. Loa loa : Cacing mata pada manusia
71. Lumbriscus terrestris : Cacing tanah di eropa
72. Tubifex sp : Cacing air tawar
73. Hirudo medicinalis : Lintah air tawar
74. Haemadipsa javanica : Pacet di darat
75. Achatina fulica : Bekicot
76. Limnea javanica : Siput air tawar
77. Loligo pealii : Cumi-cumi
78. Sepia oficinalis : Sotong
79. Octopus vulgaris : Gurita
80. Octopus bairdii : Gurita merah
81. Pinctada margaritifera : Tiram mutiara
82. Pepanus sp : Udang windu
83. Panulirus argus : Lobster/udang besar
84. Portunus sexdentatus : Kepiting
85. Birgus latro : Ketam kenari
86. Paratelphusa maculata : Yuyu
87. Heteropoda venatoria : Laba-laba pemburu
88. Loxosceles reclusa : Laba-laba beracun
89. Lepisma : Kutu buku
90. Archotermopsis : Rayap/laron
91. Anax imperator : Sibar-sibar raja
92. Cimex : Kutu busuk
93. Leptocorisa acuta : Walang sangit
94. Drosophila melanogaster : Lalat buah
95. Periplaneta americana : Kecoak
96. Acheta domestica : Jengkrik
97. Musca domestica : Lalat rumah
98. Pteroptyx malacca : Kunang-kunang
99. Monomorium monomorium : Semut
100. Apis indica : Lebah madu 
1. Pinus mercusii : Pinus
2. Gnetum gnemon : Belinjo
3. Casuarina equisetifolia : Cemara
4. Ficus benjamina : Beringin
5. Artocarpus integra : Nangka
6. Artocarpus communis : Sukun
7. Artocarpus champeden : Cempedak
8. Piper nigrum : Lada
9. Piper betle : Sirih
10. Ricinus communis : Jarak
11. Cananga odorata : Kenanga
12. Annona muricata : Sirsak
13. Annona squamosa : Srikaya
14. Nymphaea lotus : Teratai
15. Nelumbo nucifera : Lotus
16. Raflesia arnoldi : Bunga bangkai
17. Bryophyllum crenata : Cocor bebek
18. Rosa damascena : Mawar
19. Pyrus malus : Apel
20. Pyrus communis : Pir
21. Prunus americana : Abricos
22. Prunus cerasus : Ceri
23. Fragaria vesca : Arbei
24. Mimosa pudica : Putri malu
25. Leucaena glauca : Lamtoro
26. Pitcellobium lobatum : Jengkol
27. Soja max : Kedelai
28. Phaseolus radiatus : Kacang hijau
29. Phaseolus vulgaris : Buncis
30. Pisum sativum : Kapri
31. Myrtus communis : Penghasil mirtol
32. Eugenia aromatica : Cengkeh
33. Eugenia malacensis : Jambu air.
34. Psidium guajava : Jambu biji
35. Carica papaya : Pepaya
36. Camellia sinensis : The cina
37. Ceiba pentandra : Kapuk randu
38. Durio zibethinus : Durian
39. Gossypium herbaceum : Kapas
40. Hibiscus tiliaceus :Waru
41. Hibiscus rosa-sinensis : Kembang sepatu
42. Averrhoe carambola : Belimbing lingir
43. Averrhoe bilimbi : Belimbing wuluh
44. Cucurbita muschata : Waluh
45. Lagenaria leuchanta : Labu air
46. Luffa acutangula : Ceme,oyong
47. Citrullus sativus : Semangka
48. Citrus sp : Jeruk
49. Solanum tuberosum : Kentang
50. Solanum melongena : Terung
51. Capsicum annuum : Cabai
52. Ipomea batatas : Ketela rambat
53. Ipomea reptans : Kangkung
54. Coleus tuberosum : Kentang hitam
55. Ocimum basilicum : Kemangi
56. Hydrilla verticillata : Tumbuhan kolam
57. Ananas sativus : Nanas
58. Allium ascalonicum : Bawang merah
59. Allium sativum : Bawang putih
60. Aloe vera : Lidah buaya
61. Pleomele angustifolia : Daun suji
62. Cyperus rotundus : Rumput teki
63. Cumbopogon nardus : Sereh
64. Saccharum oficinarum : Tebu
65. Oryza sativa : Padi
66. Triticum aestivum : Gandum
67. Zea mays : Jagung
68. Musa paradisiaca : Pisang
69. Alpinia galaga : Laos
70. Curcuma domestica : Kunyit
71. Zingiber oficinale : Jahe
72. Canna indica : Bunga tasbih
73. Dendrobium crumenatum : Anggrek merpati
74. Phalaenopsis amabilis : Anggrek bulan
75. Areca catechu : Pinang
76. Arenga pinnata : Aren
77. Cocos nucifera : Kelapa
78. Elaeis guinensis : Kelapa sawit
79. Phoenix dactilyfera : Kurma
80. Anthurium crystallinum : Kuping gajah
81. Colocasia esculenta : Keladi/talas
82. Bromelia pingiun : Penghasil serabut
83. Mimosa invisa : Putri kejut
84. Codieum variegatum : Puring
85. Hevea brasiliensis : Penghasil karet
86. Sauropus androgynus : Katu
87. Ficus religiosa : Pohon bodi
88. Ficus glomerata : Pohon lo
89. Castiloa elastica : Penghasil karet
90. Casuarina junghuhniana : Cemara
91. Pinus silvestris : Pinus
92. Equisetum debile : Paku ekor kuda
93. Selaginella wildenowii : Paku rane
94. Lycopodium clavatum : Paku kawat
95. Marsilea crenata : Paku semanggi
96. Alsophila glauca : Paku tiang
97. Asplenium nidus : Paku sarang burung
98. Adiantum cuneatum : Suplir
99. Salvinia natans : Paku sampan
100. Platycerium bifurcatum : Paku tanduk rusa



Berikut ini beberapa nama buah beserta nama latinnnya :
1. Cokelat / Kakao (Theobroma cacao)
2. Pepaya (Carica papaya)
3. Kelapa (Cocos nucifera)
4. Durian (Durio Zibethinus)
5. Ketimunan (Timonius sericcus)
6. Mangga (Magnifera indica)
7. Gandaria (Bouea mcrophylla)
8. Sukun (Artocarpus communis)
9. Terung (Solanum lycopersicum)
10. Pisang (Musa paradisiaca)
11. Vanili (Vannili planifolia)
12. Srikaya (Annona squamosa)
13. Jambu Monyet (Agathis Lalillardieri)
14. Kemiri ( Dipterocarpus sp)
15. Duku (lansium domesticum)
16. Salak (Salacca edulis)
17. Sawo (Manilkara kauki)
18. Enau (Arenga pinnata)
19. Mengkudu (Morinda citrifolia)
20. Sawit (Elais Guinensis)
21. Apel (Malus sylvestris)
22. Kweni (mangifera odorata)
23. Buah Nona (Annona reticulata)
24. Buni ( Antidesma reticulata)
25. Jambu Mawar ( Eugenia jambos)
26. Kawista Batu (Feronica lucida)
27. Kapulasan (Nephelium mutabile)
28. Lechi (Leachi chinensis)
29. Malaka (Phylantus emblica)
30. Strwaberry (Fragaria daltoniana)
31. Anggur (Vitis vinivera)
32. Alpukat (Persea americana)
33. Bacang (Magnifera foetida)
34. Belimbing (Averrhoa carambola)
35. Cempedak (Arthocarpus champeden)
36. Cepukan (Physalis angilata)
37. Ceri (Prunus apetala)
38. Nanas (Ananas comocus)
39. Gowok (Syzygium plychepalum)
40. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
41. Jeruk pomelo (Citrus maxima)
42. Jeruk sukade (Citrus medica)
43. Jeruk keprok (Citrus reticulata)
44. Kurma (Phoenix dactylifera)
45. Kesemek (Diospuros kaki)
46. Sukun (Artocarpus atilis)
47. Salak (Salacca zalacca)
48. Persik (Prunus persica)
49. Manggis (Garcinia mangostana)
50. Almond-leafed Pear (Pyrus amygdaliformis)
51. Pir Austria (Pyrus austriaca)
52. Pir Iberia (Pyrus bourgaeana )
53. Pir Ya (Pyrus bretschneideri )
54. Pir Callery (Pyrus calleryana)
55. Pir Cacasia (Pyrus caucasica)
56. Pir Eropa (Pyrus communis )
57. Pir Plymouth (Pyrus cordata)
58. Pir Algeria (Pyrus cossonii)
59. Aprikot (Prunus armeniaca)
60. Oleaster-leafed Pear (Pyrus elaeagrifolia)
61. Evergreen Pear (Pyrus kawakamii )
62. Rambutan (Nephellium lappacium)
63. Siwalan (Borassus sp)
64. Pir Salju (Pyrus nivalis)
65. Pir Afghan (Pyrus pashia
66. Pir liar (Pyrus pyraster)
67. Sawo duren (Crisophyllum crainito)
68. Pir Nashi (Pyrus pyrifolia)
69. Willow-leafed Pear (Pyrus salicifolia)
70. Menteng (Baccaurea baccimosa)
71. Kedondong (Spondias dulcis)
72. Jambu batu (Psidium guajava)
73. Sage-leafed Pear (Pyrus salvifolia )
74. Jambu bol (Syzygium malaccense)
75. Pir Siberia (Pyrus ussuriensis)
76. Jambu mawar (Syzygium jambos)
77. Pir Xinjiang (Pyrus sinkiangensis)
78. Jambu mete (Anaccadium odontinale)
79. Lemon (Citrus limon)
80. Melon (Cucumis melo)
81. Sawo Manila (Manilkara zapota)
82. Asam (Tamarindus indica)
83. Kiwi (Actinidia deliciosa)
84. Tomat (Solanum Iycopersicum)
85. Buah Naga (Hylocereus undatus)
86. Kelengkeng (Dimocarpus longan)
87. Blueberry (Vaccinium corymbosum)
88. Ceremai (Phyllanthus acidus)
89. Markisa (Passiflora edulio)
90. Pisang Raja (Musa textilia)
91. Delima (Punica granatum)
92. Zaitun (Olea europaea)
93. Buah Ara (Ficus carica)
94. Matoa (Ponnetia pinniata)
95. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
96. Buni (Antidesma bunius)
97. Kersen (Muntingia calabura)
98. Massoi (Cryptocaria massoi)
99. Mata Buta (Excoecaria agallocha)
100. Purnamasada (Cordia subcordata)


MORFOLOGI BUNGA

MORFOLOGI TUMBUHAN TENTANG BUNGA

BUNGA (FLOS)



Bagian utama pada tumbuhan adalah akar, batang dan daun. Selain 3 bagian tersebut, ada suatu bagian yang merupakan modifikasi dari batang dan daun. Bagian tersebut adalah bunga (flos).

A.      Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
            Berdasarkan jumlah bunga yang dihasilkannya, tumbuhan dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.    Tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja pada satu tangkai, biasanya terdapat pada ujung batang.
2.    Tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora), yaitu tumbuhan yang hanya menghasilkan lebih dari satu bunga dalam satu ibu tangkai bunga. Sebagian bunga terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
            Menurut tempatnya pada tumbuhan, kita dapat membedakan :
1.      Bunga pada ujung batang (flos terminalis), misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
2.      Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), misalnya kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)



B.       Bunga Majemuk (Anthotaxis, Inflorescentia)
1.      Bagian-bagian pada bunga majemuk
a.       Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, antara lain :
1)      Ibu tangkai bunga (pedunculus), yaitu lanjutan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk.
2)      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
3)      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.




b.      Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, antara lain :
1)      Daun-daun pelindung (bractea)
2)      Daun tangkai (bracteola)
3)      Seludang bunga (spatha)
4)      Daun-daun pembalut (bractea involucralis)
5)      Kelopak tambahan (epicalyx)
6)      Daun-daun kelopak (sepalae)
7)      Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
8)      Daun-daun tenda bunga (tepalae)
9)      Benang-benang sari (stamina)
10)  Daun-daun buah (carpella)

2.      Macam-macam bunga majemuk
a.      Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala)
            Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1).      Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga bunga (bertangkai atau tidak) langsung terdapat pada ibu tangkainya.
a)    Tandan (racemus atau botrys), yaitu jika suatu bunga bertangkai nyata dan duduk pada ibu tangkainya. Misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.)
b)   Bulir (spica), yaitu bunga yang tidak bertangkai dan langsung duduk pada ibu tangkai bunga. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)
c)    Untai atau bunga lada (amentum), yaitu bunga yang seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga berkelamin tunggal. Misalnya paa sirih (Piper betle L.)
d)   Tongkol (spadix), yaitu seperti bulir, tetapi ibu tangkai lebih besar, tebal dan berdaging. Misalnya pada bunga betina jagung (Zea mays L.)
e)    Bunga payung (umbella), yaitu pada ibu tangkainya mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang. Misalnya pada daun kaki kuda (Centella asiatica Urb.)
f)    Bunga cawan (corymbus atau anthodium),  yaitu ujung ibu tangkainya melebar dan merata, sehingga menyerupai bentuk cawan. Pada umumnya, bunga cawan dibagi menjadi dua macam bunga, yaitu :
-       Bunga pita, yaitu bunga mandul yang terdapat di sepankang tepi cawan.
-  Bunga tabung, yaitu bunga-bunga yang terdapat di atas cawan (flos disci), merupakan bagian bunga yang subur karena dapat menghasilkan buah.
Contoh bunga cawan dengan bagian-bagian yang lengkap adalah bunga matahari (Heliantus annuus L.).
g)   Bunga bongkol (capitulum), bentuknya menyerupai bunga cawan, tetapi ujung ibu tangkainya membesar, sehingga bunga majemuk seluruhnya nampak seperti bola. Contoh bunga putri malu (Mimosa pudica L.)
h)   Bunga periuk (hypanthodium), dibedakan menjadi 2 bentuk :
-       Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuknya seperti gada, bunganya meliputi seluruh bagian yang menebal. Misalnya pada nangka (Artocarpus integra Merr.)





2).      Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabang-cabangnya dapat bercabang lagi, sehingga bunga-bunga tidak terdapat pada ibu tangkainya.
a)    Malai (panicula), yaitu pada ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian juga dengan cabang-cabangnya. Malai disebut juga tandan majemuk, yang biasanya keseluruhan bunganya menyerupai kerucut atau limas. Misalnya pada bunga mangga (Mangifera indica L.).
b)   Malai rata (corymbus ramosus), yaitu pada ibu tangkai yang mengadakan percabangan, tetapi bunga majemuk dalam ibu tangkai ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung. Misalnya bunga soka (Ixora grandiflora Zoll. Et Mor.)
c)    Bunga payung majemuk (umbella composita), yaitu suatu bunga payung yang bersusun. Misalnya pada wortel (Daucus carota L.)
d)   Bunga tongkol majemuk, yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang memiliki susunan seperti tongkol pula. Misalnya pada kelapa (Cocos nucifera L.)
e)    Bulir majemuk, yaitu ibu tangkai bunga yang bercabang dan masing-masing cabang mendukung bunga dengan susunan seperti bulir. Misalnya bunga jantan jagung (Zea mays L.)

b.      Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atauinflorescentia centrifugainflorescentia definita)
            Bunga majemuk tak berbatas dapat dibedakan lagi menjadi :
1).   Anak payung menggarpu (dichasium), yaitu pada bagian ibu tangkai terdapat satu bunga, dibawahya terdapat dua cabang yang sama panjang. Misalnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.)
2).   Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang lagi, yang arahnya ke kiri dan ke kanan. Misalnya pada buntut tikus (Heliotropium indicum L.)
3).   Bunga sekerup (bostryx), seperti pada bunga tangga, tetapi cabangnya berturut-turut membentuk sudut sebesar 90o, sehingga arah percabangan seperti gerakan sekerup atau spiral. Misalnya pada bunga kenari (Canarium commune L.)
4).   Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada satu bidang, hingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit. Misalya pada tumbuhan sukuJuncaceae.
5).   Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga tangga, semua percabangan terletak pada satu bidan dan cabang tidak sama panjang. Terdapat pada tumbuhan suku Iridaceae.

c.       Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
Yaitu suatu bunga majemuk yang merupakan campuran antara sifat-sifat bunga majemuk berbatas dengan tidak berbatas.

d.      Lain-lain tipe bunga majemuk
1).      Gubahan semu atau karanga semu (verticillaster)
2).      Lembing (anthela)
3).      Tukal (glomerulus)
4).      Berkas (fasciculus)
C.      Bagian-Bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut :
1.      Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian buga yang masih jelas bersifat batang.
2.      Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar dengan ruas-ruas yang sangat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk rapat satu sama lain, biasanya tampak duduk dalam satu lingkaran.
3.      Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan modifikasi daun berbentuk lembaran, dengan tulang-tulang yang masih terlihat jelas. Hiasan bunga dibedakan menjadi dua bagian yang tersusun dalam dua lingkaran, yaitu :
a.       Kelopak (calyx), yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, sewaktu bunga masih kuncup, kelopak menyelubungi bunga. Kelopak terdiri dari beberapa daun kelopak (sepala).
b.      Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yag terdapat pada lingkaran dalam, biasana berwarna cerah (tiak berwarna hijau). Mahkota terdiri dari sejumlah daun mahkota (petala).
Pada beberapa bunga, seringkali ditemukan tidak memiliki hiasan bunga, yang disebut bunga telanjang (flos nudus) atau hiasan bunga tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan mahkotanya yang disebut dengan tenda bunga (perigonium). Tenda bunga terdiri dari sejumlah daun tenda bunga (tepala).
4.      Alat-alat kelamin jantan (androecium), merupakan bagian bunga yang menghasilkan serbuk sari.
5.      Alat-alat kelamin betina (gynaecium), merupakan bagian bunga yang disebut juga putik (pistillum)


D.      Kelamin Bunga
            Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, dapat dibedakan :
1.      Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus)
2.      Bunga berkelamin tunggal (unisexualis)
a.       Bunga jantan (flos masculus)
b.      Bunga betina (flos femineus)
3.      Bunga mandul atau tidak berkelamin
      Berdasarkan jumlah kelamin bunga yang terdapat pada suatu tumbuhan, dapat dibedakan tumbuhan yang :
1.      Berumah satu (monoecus)
2.      Berumah dua (dioecus)
3.      Poligam (polygamus)

E.       Susunan Bunga
            Bagian-bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun (kelopak, mahkota, benang sari dan daun buah), dapat dijumpai dalam susunan yang berbeda-beda, yaitu :
1.      Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis)
2.      Berkarang, melingkar (cyclis)
3.      Campuran (hemicyclis)

F.       Simetri Bunga
1.      Asimetris atau tidak simetris
2.      Setangkup tunggal (monosimetris atau zimomorphus)
3.      Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris)
4.      Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atauactinomorphus)

G.      Letak Daun-daun dalam Kuncup
1.      Pelipatan daun-daun itu dalam kuncup (vernatio)
a.       Rata (vernatio plana)
b.      Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya (terlipat ke arah adaxial), (vernatio conduplicata atau vernatio duplicata)
c.       Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata)
d.      Terlipat tidak beraturan (vernatio corrugativa)
e.       Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta)
f.       Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta)
g.      Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta)
h.      Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim involuta)
i.        Tergulung ke luar menurut poros lintang (vernatio circinatim revoluta)
j.        Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata)
k.      Terlipat menurut poros lintang ke luar (vernatio reclinata


2.      Letak daun-daun dalam kuncup terhadap daun-daun lainnya (asetivatio)
a.       Terbuka (aperta)
b.      Berkatup (valvata)
c.       Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d.      Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e.       Menyirap (imbricata)
H.      Dasar Bunga (Receptaculum atau Torus)
            Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus mendukung satu bagian bunga atau lebih dan bergantung pada bagian bunga yang didukungnya, bagian dasar bunga tadi diberi nama yang berbeda-beda.
1.      Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum)
2.      Pendukung  benang sari atau androfor (androphorum)
3.      Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
4.      Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum)
5.      Cakram (discus)
I.         Bentuk Dasar Bunga
1.      Rata
2.      Menyerupai kerucut
3.      Seperti cawan
4.      Bentuk mangkuk
            Berdasarkan letak hiasan bunga pada terhadap duduknya bakal buah, bunga dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
1.      Hipogin (hypogynus)
2.      Perigin (perigynus)
3.      Epigin (epigynus)

J.        Kelopak (Calyx)
            Kelopak (calyx) merupakan daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar dan biasanya berwarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan bunga yang sebelah dalam.
            Kelopak tersusun atas daun kelopak (sepala). Pada bunga, daun-daun kelopak mempunyai sifat yang berbeda-beda, antara lain :
1.      Berlekatan (gamosepalus)
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan, dibedakan atas :
a.       Berbagi (partitus)
b.      Bercangap (fissus)
c.       Berlekuk (lobatus)
2.      Lepas atau bebas (polysepalus)
      Menurut simetrinya, kelopak dapat dibedakan menjadi :
1.      Beraturan atau aktinomorf (regularis, antinomorphus)
2.      Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus)

K.      Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (corolla)
            Tajuk bunga atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang indah, menarik, bentuk susunan yang bagus, memiliki bau yang harum (ada pula yang tidak berbau).
            Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun mahkota (petala). Daun mahkota memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus)
2.      Lepas atas bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus).
3.      Daun-dan tajuk tidak ada atau sangat kecil sehingga sama sekali tidak menarik perhatian.
Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga dibedakan menjadi :
1.      Beraturan (regularis)
a.       Bintang (rotatus atau stellatus)
b.      Tabung (tubulosus)
c.       Terompet (hypocrateriformis)
d.      Mangkuk atau buyung (urceolatus)
e.       Corong (infundibuliformis)
f.       Lonceng (campanulatus)
2.      Setangkup tunggal, bersimetri satu atau monosimetri (zigomorphus)
a.       Bertaji (calcaratus)
b.      Berbibir (labiatus)
c.       Seperti kupu-kupu (papilionaceus)
d.      Bertopeng atau berkedok (personatus)
e.       Berbentuk pita (ligulatus)

L.       Tenda Bunga (perigonium)
            Tenda bunga (perigonium) adalah bagian hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan antara kelopak dengan tajuknya, baik bentuk maupun warnanya. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda bunga (tepala), yang menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Serupa kelopak (calycinus)
2.      Serupa tajuk (corollinus)
            Daun tenda bunga berdasarkan susunannya, terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      Berlekatan (gamophyllus)
2.      Lepas atau bebas (pleiophyllus)

M.     Benang Sari (stamen)
            Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan. Benang sari dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.      Tangkai sari (filamentum)
2.      Kepala sari (anthera)
3.      Penghubung ruang sari (connectivum)

          Berdasarkan duduknya pada suatu tumbuhan, benang sari dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
2.      Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak
3.      Benang sari tampak duduk di  atas tajuk bunga
            Menurut jumlah benang sari pada bunga, dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.      Benang sari banyak
2.      Jumlah benang sari 2 x lipat jumlah daun tajuknya
3.      Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang

N.      Tangkai Sari (filamentum)
            Berdasarkan jumlah berkas tempat perlekatan benang sari, benang sari dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Benang sari berberkas satu atau bertukal satu (monadelphus)
2.      Benang sari berberkas dua atau bertukal dua (diadelphus)
3.      Benang sari berberkas banyak atau bertukal banyak

O.      Kepala Sari (anthera)
            Kepala sari (anthera) adalah bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Berdasarkan duduknya kepala sari pada tangkainya, kepala sari dapat di bedakan menjadi 3 macam,yaitu :
1.      Tegak (innatus atau basifixus)
2.      Menempel (adnatus)
3.      Bergoyang (versatilis)
            Berdasarkan cara membukanya serbuk sari, serbuk sari dibedakan menjadi 4, yaitu :
1.      Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens)
2.      Dengan celah melintang (transversaliter dehiscens)
3.      Dengan sebuah liang pada ujung atau pangkal kepala sari (poris dehiscens)
4.      Dengan kelep atau katup-katup (valvis dehiscens)

P.       Putik (pistillum)
            Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan merupakan alat kelamin betina pada bunga. Putik tersusun atas daun-daun yang telah mengalami metamorfosis, yang disebut daun buah (carpellum).
            Menurut banyaknya daun buah yang menyusun sebuah putik, putik dibedakan menjadi :
1.      Putik tunggal (simplex)
2.      Putik majemuk (compositus)
      Pada putik, dibedakan bagian-bagian berikut :
1.      Bakal buah (ovarium)
2.      Tangkai kepala putik (stylus)
3.      Kepala putik (stigma)

Q.      Bakal Buah (ovarium)
            Bakal buah adalah bagian putik yang membesar, terdapat di tengah-tengah dasar bunga dan merupakan tempat calon biji atau bakal biji (ovulum).
            Menurut letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan menjadi :
1.      Bakal buah menumpang (superus)
2.      Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus)
3.      Bakal buah tenggelam (inferus)

            Berdasarkan jumlah ruang yang terdapat dalam suatu bakal buah, bakal buah dapat dibedakan menjadi :
1.      Bakal buah beruang satu (unilocularis)
2.      Bakal buah beruang dua (bilocularis)
3.      Bakal buah beruang tiga (trilocularis)
4.      Bakal buah beruang banyak (multilocularis)
            Jika dalam bakal buah terdapat lebih dari satu ruang, maka bakal buah itu akan mempunyai sekat-sekat atau dinding pemisah, yang menyebabkan bakal buah terbagi dalam ruang-ruang tadi. Sekat-sekat tersebut dapat dibedakan menjadi :
1.      Sekat yang sempurna (septum completus)
a.       Sekat asli (septum)
b.      Sekat semu (septum spurius)
2.      Sekat yang tidak sempurna (septum incompletus)

R.      Tembuni (placenta)
            Tembuni (placenta) adalah bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Menurut letaknya, tembuni dibedakan menjadi :
1.      Marginal (marginalis), bila letaknya pada tepi daun buah.
2.      Laminal (laminalis), bila letaknya pada helaian daun buahnya.
            Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tembuninya adalah :
1.      Parietal (parietalis), yaitu pada dinding bakal-bakal buah, yang menurut letaknya pada daun buah, dibedakan lagi menjadi :
a.       Pada dinding di tepi daun buah (parietalis-marginalis)
b.      Pada dinding di helaian daun buah (parietalis-laminalis)
2.      Sentral (centralis atau axilis), yaitu di pusat atau di poros.  Biasanya berbentuk silinder dengan bakal-bakal bijinya menghadap ke arah dinding dan bakal buah (pada bakal buah beruang satu).
3.      Aksilar (axillaris), yaitu di sudut tengah.

S.        Bakal Biji (ovulum)
            Bagian dari bakal biji adalah :
1.      Kulit bakal biji (integumentum)
2.      Badan bakal biji atau nuselus (nucellus)
3.      Kandung lembaga (saccus embryonalis)
4.      Liang bakal biji (micropyle)
5.      Tali pusar (funiculus)
            Menurut letaknya bakal biji pada tembuni, dapat dibedakn menjadi :
1.      Tegak (atropus)
2.      Menggangguk (anatropus)
3.      Bengkok (campylotropus)
4.      Setengah mengangguk (hemitropus, hemianatropus)
5.      Melipat (camptotropus)

T.       Tangkai Kepala Putik (stylus)
            Tangkai kepala putik merupakan bagian putik yang biasanya berbentuk benang dan merupakan lanjutan bakal buah, mempunyai saluran tangkai kepala putik (canalis stylinus) atau tidak. Tangkai putik pada umumnya berukuran lebih besar daripada tangkai sari.
            Tangkai kepala putik ada yang bercabang, ada pula yang tidak. Jika bercabang, tiap ujung cabang tangkai kepala putik itu mendukung satu kepala putik. Jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang, terdapat lebih banyak kepala putik daripada tangkai kepala putiknya.

U.      Kepala Putik (stigma)
            Kepala putik adalah bagian putik yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik. Kepala putik berguna untuk menangkap serbuk sari, jadi mempunyai peranan penting dalam penyerbukan.
            Menurut cara penyerbukannya pada bunga, bentuk kepala putik dibedakan menjadi :
1.      Seperti benang, misalnya pada bunga jagung (Zea mays L.)
2.      Seperti bulu ayam, pada bunga padi (Oriza sativa L.)
3.      Seperti bulu-bulu, misalnya pada bunga kecipir (Psophocarpus tetragonolobus D.C.)
4.      Bulat, misalnya pada bunga jeruk (Citrus sp.)
5.      Seperti bibir, seperti cawan, serupa daun mahkota, dst.

V.      Kelenjar Madu (nectarium)
            Madu (nectar) yang dihasilkan oleh beberapa jenis bunga, berfungsi menarik perhatian binatang (serangga atau burung) yang dapat menjadi perantara dalam proses penyerbukan.
            Madu yang terdapat pada bunga, dihasilkan oleh kelenjar madu (nectarium). Kelenjar madu merupakan metamorfosis dari salah satu bagian bunga yang dapat berasal dari :
1.      Daun mahkota
2.      Benang sari
3.      Bagian-bagian lain pada bunga

W.    Penyerbukan (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)
            Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari di kepala putik (tumbuhan biji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (tumbuhan biji terbuka). Sedangkan pembuahan adalah menyatu dan meleburnya sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan satu inti yang berasal dari serbuk sari.
            Peyerbukan dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
1.      Penyerbukan sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri.
2.      Penyerbukan tetangga (geitonogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga.
3.      Penyerbukan silang (allogamy, xenogamy), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
4.      Penyerbukan bastar (hybridogamy), yaitu jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya.
            Menurut perantara yang menyebabkan terjadi penyerbukan, penyerbukan dapat dibedakan menjadi beberapa macam :
1.      Penyerbukan dengan perantara angin (anaemophyly, anemogamy)
2.      Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly, hydrogamy)
3.      Penyerbukan dengan perantara binatang (zoidiophyly, zoidiogamy)

X.      Diagram Bunga
            Diagram bunga adalah suatu gambr proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang. Jadi pada diagram itu digambarkan penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada.
            Untuk membuat diagram bunga, harus diperhatikan hal-hal berikut :
1.      Letak bunga pada tumbuhan, yaitu :
a.       Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b.      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2.      Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.

            Setelah menentukan kedua hal tersebut, mulailah dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian bunga-bunganya. Kemudian melalui titik pusat lingkaran, buat garis tegak lurus. Untuk bunga diketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul bunga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari dan penampang melintang bakal buah, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1.      Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
2.      Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang lain), bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, dst.
3.      Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari dan daun-daun buah penyusun putiknya) : berhadapan atau berseling bebas atau berlekatan, dst.
4.      Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
            Diagram bunga dapat pula dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1.      Diagram empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang sesungguhnya.
2.      Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.

Y.      Rumus Bunga
            Susunan bunga dapat juga dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga dan bagian-bagiannya.
            Dalam rumus bunga, dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga, yaitu :
1.      Kelopak (calyx), dinyatakan dengan huruf K
2.      Tajuk atau mahkoa (corolla), dinyatakan dengan huruf C
3.      Benang-benang sari (androecium), dinyatakan dengan huruf A
4.      Putik (gynaecium), dinyatakan dengan huruf G
            Jika pada suatu bunga memiliki kelopak dan mahkota yang sama, baik bentuk maupun warnanya, maka digunakan huruf P untuk menyatakan bagian tersebut, yang merupakan singkatan kata dari perigonium (tenda bunga).
            Di belakang huruf-huruf tadi, diletakkan angka-angka yang menunjukkan jumlah masing-masing bagian tadi dan diantara dua bagian bunga yang digambarkan dengan huruf dan angka, diletakkan koma.
            Di depan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan simetri yaitu (*) untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga banci dipakai lambang (♀), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan bunga betina dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (diatas atau di bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya.
            Contoh rumus bunga berbagai jenis tumbuhan :
1.      Suku Palmae (Arecaceae), misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K 3, C 3, A (6), G 0
♀ K 3, C 3, A 0, G (3)

2.      Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa L.)
♀ ↑ K 1 + (2), C 2 + 0, A 3, G 1

3.      Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica Hort.)
♀ K 3, C 3, A 5, G (3)

4.      Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.)
♀ ↑ P 3 + 3,  A 1, G (3)

5.      Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba L)
♀ * P 3 + 3,  A 3, G (3)

6.      Suku Papilionaceae, misalnya kembang telang (Clitoria ternatea L.)
♀ ↑ K (5), C 5,  A 1 + (9), G 1

7.      Suku Maluaceae, misalnya kapas (Gossypium sp.)
♀ * K (5), C 5,  A (¥), G (5)

8.      Suku Bombacaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra Gaertn.), durian (Durio zibethinus L.)
♀ * K (5), C 5,  A (¥), G (5)

9.      Suku ­Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel L.), tembakau (Nicotiana tabacum L.)
♀ ↑ K (5), C (5),  A (5), G (2)

10.  Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus L.)
♀ * K 4, C 4,  A 2 + 4, G (2)

11.  Suku Nygtaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabis jalapa L.)

♀ * K 5, C (5),  A 5, G (5)